Definisi Kantong Plastik
Kantong plastik atau tas plastik adalah kantong
pembungkus yang dibuat dari plastik (poliolefin atau polivinil klorida). Kantong plastik digunakan
untuk memuat dan membawa barang konsumsi. Bagian dasar dan sisi kiri/kanan
kantong umumnya direkatkan dengan mesin penyegel plastik, namun ada kantong
plastik yang disatukan dengan perekat atau dijahit. Plastik
mempunyai bahan yang derajat kekristalan lebih rendah daripada serat, dan dapat
dilunakkan atau dicetak pada suhu tinggi (suhu peralihan kacanya diatas suhu
ruang), jika tidak banyak bersambung silang. Plastik merupakan polimer bercabang
atau linier yang dapat dilelehkan diatas panas penggunaannya. Plastik dapat
dicetak (dan dicetak ulang) sesuai dengan bentuk yang diinginkan dan yang
dibutuhkan dengan menggunakan proses injection molding dan ekstrusi.
kantong plastik terbagi beberapa jenis antara lain :
1.
Kantong plastik untuk kemasan
2.
Kantong belanja
3.
Kantong sampah
4.
Kantong besar untuk keperluan industri.
Bahaya kantong plastik bagi
manusia
Bahaya kantong plastik untuk
anak, khususnya kantong plastik yang dipakai PRT untuk membungkus pakaian
yang dicuci kering, berpotensi mendatangkan celaka bagi
anak-anak, terutama asfiksia (mati lemas). Anak-anak
harus dicegah agar tidak bermain-main memasukkan kepala ke dalam kantong
plastik. Di Amerika Serikat,
setiap tahunnya sekitar 25 orang anak (sebagian besar berusia di bawah 1 tahun)
meninggal dunia akibat mati lemas yang disebabkan kantong plastik. Produsen
kantong plastik secara sukarela mencantumkan peringatan agar tidak meletakkan
kantong plastik di dekat ranjang bayi.
Bahaya kantong plastik bagi lingkungan
Bahaya
untuk lingkungan menyebabkan tercemarnya tanah, air tanah dan makhluk bawah tanah.
Racun-racun dari partikel plastik yang masuk ke dalam tanah akan membunuh
hewan-hewan pengurai di dalam tanah seperti cacing. PCB yang tidak dapat
terurai meskipun termakan oleh binatang maupun tanaman akan menjadi racun
berantai sesuai urutan rantai makanan. Kantong plastik akan mengganggu jalur
air yang teresap ke dalam tanah. Menurunkan kesuburan tanah karena plastik juga
menghalangi sirkulasi udara di dalam tanah dan ruang gerak makhluk bawah tanah
yang mampu meyuburkan tanah. Kantong plastik yang sukar diurai, mempunyai umur
panjang, dan ringan akan mudah diterbangkan angin hingga ke laut sekalipun.
Hewan-hewan dapat terjerat dalam tumpukan plastik. Hewan-hewan laut seperti
lumba-lumba, penyu laut dan anjing laut menganggap kantong-kantong plastik tersebut
makanan dan akhirnya mati karena tidak dapat mencernanya. Ketika hewan mati,
kantong plastik yang berada di dalam tubuhnya tetap tidak akan hancur menjadi
bangkai dan dapat meracuni hewan lainnya. Pembuangan sampah plastik sembarangan
di sungai-sungai akan mengakibatkan pendangkalan sungai dan penyumbatan aliran
sungai yang menyebabkan banjir
Terurai sangat lama -Kantong plastik (dan
jenis plastik lainnya) sulit terurai di tanah karena rantai karbonnya yang
panjang, sehingga sulit diurai oleh mikroorganisme. Kantong plastik akan
terurai ratusan hingga ribuan tahun kemudian.
Memicu perubahan iklim
-Dari
proses produksi, konsumsi, hingga pembuangannya menghasilkan emisi karbon yang
tinggi sehingga berkontribusi terhadap perubahan iklim karena kondisi bumi
semakin memanas.
Analisis Berita
"INDONESIA DARURAT SAMPAH"
artikel kompas.com pada rabu, 27
januari 2016
Dari
definisi diatas kita bisa simpulkan problematika yang dihadapi karena kantong
plastik, akhir – akhir ini pembicaraan atau pemberitaan tentang sampah plastik
sudah terangkat oleh media. Pada artikel kompas.com pada rabu, 27 januari 2016,
mecuplikan berita tentang “INDONESIA
DARURAT SAMPAH”. Artikel tersebut menyebutkan dampak dari sampah plastik
dan beberapa riset tentang banyak nya sampah plastik yang ada dan juga
menuliskan opini penulis tentang kesadaran warga terhadap kantong plastik.
Pada artikel tersebut tertulis
Sampah konsumsi warga perkotaan itu ternyata banyak yang tidak mudah terurai,
terutama plastik. Semakin menumpuknya sampah plastik menimbulkan pencemaran
serius. Kondisi ini disadari sebagian masyarakat dengan menumbuhkan upaya
pengurangan sampah plastik. Kantong plastik baru dapat mulai terurai paling
tidak selama lebih dari 20 tahun di dalam tanah. Jika kantong plastik itu
berada di air, akan lebih sulit lagi terurai. Kutipan ini menyimpulkan bahwa
bahaya sampah plastik yang tidak mudah terurai akan menjadi masalah yang besar
di kemudian hari.
Tulisan lainnya adalah hasil
riset dari berbagai organisasi yaitu ; Riset Greeneration, organisasi
nonpemerintah yang 10 tahun mengikuti isu sampah, satu orang di Indonesia
rata-rata menghasilkan 700 kantong plastik per tahun. Di alam, kantong plastik
yang tak terurai menjadi ancaman kehidupan dan ekosistem.
Di ibu kota
Aceh ini, sampah yang dihasilkan per harinya mencapai 200 ton. Karena itu, Wali
Kota Banda Aceh Illiza Sa'aduddin Djamal mengaku bersyukur pemerintah pusat
bisa memberikan bantuan alat pengelolaan sampah.
Dari hasil
riset tersebut memperkuat data pembuktian atas masalah yang diakibatkan oleh
sampah plastik yang dihasilkan dari limbah masyarakat atau warga yang tidak
mudah terurai. Permasalahan tersebut memberikan efek kesadaran untuk pengolahan
dan pembatasan konsumsi kantong plastik yang juga ditulis dalam artikel
tersebut.
Hasil jajak
pendapat Kompas menunjukkan tiga dari lima responden mengakui perlunya membawa
kantong belanja sendiri untuk mengurangi limbah plastik. Beberapa warga bahkan
sudah membawa kantong belanja sendiri saat berbelanja ke mal.
Dirunut ke
belakang, perilaku mengelola sampah plastik cenderung dipengaruhi oleh tingkat
pendidikannya. Semakin tinggi pendidikan, semakin banyak yang menyetujui
kebiasaan ini.
Separuh lebih
responden berpendidikan tinggi setuju dengan kebiasaan ini, sedangkan responden
berpendidikan menengah di angka sekitar 40 persen.
Hal itu berbeda
dengan warga berpendidikan rendah (SLTP ke bawah). Responden berpendidikan
dasar yang setuju dengan kebiasaan ini persentasenya tidak mencapai 10 persen.
Kesadaran
mengurangi plastik pun terlihat dari sisi usia. Responden berusia muda, yaitu
di bawah 35 tahun, cenderung lebih sadar lingkungan.
Hal itu seperti
dituturkan oleh Gigih (20), seorang mahasiswa di Bandung. Dia menyadari kalau
kantong plastik merupakan limbah yang harus dikurangi dan dapat mencemari
lingkungan.
Dari survei
pada artikel di atas perilaku mengelola sampah plastik cenderung dipengaruhi oleh
tingkat pendidikan dan kelompok usia, semakin tinggi pedidikan semakin banyak
yang menyutujui kebiasaan ini.
“PLASTIK BERBAYAR”
Artikel kompas.com
pada rabu 27 januari 2016
Pemberitaan berlanjut pada
kebijakan pemerintah untuk menstabilkan penggunaan kantong plastik seperti yang
di unggah di artikel kompas.com pada rabu 27 januari 2016, yang menjelaskan
tentang “plastik berbayar” itu
merupakan respons atas menggunungnya sampah dari material sulit terurai
tersebut.
Pada artikel di
atas pemerintah memberikan uji coba untuk masyarakat menggunakan “plastik berbayar” yang digelar di 22
kota di Indonesia, sampai 5 Juni 2016. Badan Penelitian dan Pengembangan
(Balitbang) Kompas menggelar survei untuk memotret pemahaman masyarakat atas
tantangan ini.
Dari hasil uji coba tersebut kondisi
ini menimbulkan jumlah dampak kesadaran bagi masyarakat untuk lebih mengurangi
penggunaan kantong plastik. Karena sesuai dengan riset setiap orang di Indonesia
rata-rata menggunakan dan menghasilkan sampah hingga 700 kantong plastik per tahun.
Kebijakan “plastik berbayar” dikenakan tambahan
ongkos Rp 500 per kantong plastik belanjaan. Dari nominal itu, Rp 200 akan
dibayarkan kembali bila pelanggan belakangan membawa kembali kantong itu kepada
peritel, dan Rp 300 digunakan peritel untuk kegiatan lingkungan,tetapi
pemerintah daerah membuat usulan untuk tambahan biaya sebesar Rp 500 s/d Rp
5000 sesuai dengan daerahnya.
“DAMPAK NEGATIF PADA KAMPANYE DIET PLASTIK”
Artikel
dnaberita.com pada kamis 28 Januari 2016
Dampak
dari terbentuknya kampanye “diet plastik”
menyebabkan dampak negatif terhadap
petani karet di Indonesia menjadi menjerit. Karena harga getah karet sejak dua
tahun terakhir terus anjlok. Di tingkat petani, harga karet terus mengalami
penurunan, dari Rp 15 ribu menjadi Rp 10 ribu per kilogram. Dan sudah setahun
ini anjlok lagi dikisaran Rp 5 ribu hingga Rp 4 ribu per kilogram. Jelas karet
adalah salah satu komoditi penghasil devisa negara, sekaligus jadi lapangan
kerja bagi penduduk Indonesia, namun sepertinya Pemerintah hanya fokus ke
devisa negara sementara petani diabaikan.