Selasa, 01 Maret 2016

Tugas Komunikasi Sosial Pembangunan "analisis berita kantong plastik"

Definisi Kantong Plastik

Kantong plastik atau tas plastik adalah kantong pembungkus yang dibuat dari plastik (poliolefin atau polivinil klorida). Kantong plastik digunakan untuk memuat dan membawa barang konsumsi. Bagian dasar dan sisi kiri/kanan kantong umumnya direkatkan dengan mesin penyegel plastik, namun ada kantong plastik yang disatukan dengan perekat atau dijahit. Plastik mempunyai bahan yang derajat kekristalan lebih rendah daripada serat, dan dapat dilunakkan atau dicetak pada suhu tinggi (suhu peralihan kacanya diatas suhu ruang), jika tidak banyak bersambung silang. Plastik merupakan polimer bercabang atau linier yang dapat dilelehkan diatas panas penggunaannya. Plastik dapat dicetak (dan dicetak ulang) sesuai dengan bentuk yang diinginkan dan yang dibutuhkan dengan menggunakan proses injection molding dan ekstrusi.
 

kantong plastik terbagi beberapa jenis antara lain :
1.      Kantong plastik untuk kemasan
2.      Kantong belanja
3.      Kantong sampah
4.      Kantong besar untuk keperluan industri.

Bahaya kantong plastik bagi manusia
Bahaya kantong plastik untuk anak, khususnya kantong plastik yang dipakai PRT untuk membungkus pakaian yang dicuci kering, berpotensi mendatangkan celaka bagi anak-anak, terutama asfiksia (mati lemas). Anak-anak harus dicegah agar tidak bermain-main memasukkan kepala ke dalam kantong plastik. Di Amerika Serikat, setiap tahunnya sekitar 25 orang anak (sebagian besar berusia di bawah 1 tahun) meninggal dunia akibat mati lemas yang disebabkan kantong plastik. Produsen kantong plastik secara sukarela mencantumkan peringatan agar tidak meletakkan kantong plastik di dekat ranjang bayi.

Bahaya kantong plastik bagi lingkungan
Bahaya untuk lingkungan menyebabkan tercemarnya tanah, air tanah dan makhluk bawah tanah. Racun-racun dari partikel plastik yang masuk ke dalam tanah akan membunuh hewan-hewan pengurai di dalam tanah seperti cacing. PCB yang tidak dapat terurai meskipun termakan oleh binatang maupun tanaman akan menjadi racun berantai sesuai urutan rantai makanan. Kantong plastik akan mengganggu jalur air yang teresap ke dalam tanah. Menurunkan kesuburan tanah karena plastik juga menghalangi sirkulasi udara di dalam tanah dan ruang gerak makhluk bawah tanah yang mampu meyuburkan tanah. Kantong plastik yang sukar diurai, mempunyai umur panjang, dan ringan akan mudah diterbangkan angin hingga ke laut sekalipun. Hewan-hewan dapat terjerat dalam tumpukan plastik. Hewan-hewan laut seperti lumba-lumba, penyu laut dan anjing laut menganggap kantong-kantong plastik tersebut makanan dan akhirnya mati karena tidak dapat mencernanya. Ketika hewan mati, kantong plastik yang berada di dalam tubuhnya tetap tidak akan hancur menjadi bangkai dan dapat meracuni hewan lainnya. Pembuangan sampah plastik sembarangan di sungai-sungai akan mengakibatkan pendangkalan sungai dan penyumbatan aliran sungai yang menyebabkan banjir

Terurai sangat lama -Kantong plastik (dan jenis plastik lainnya) sulit terurai di tanah karena rantai karbonnya yang panjang, sehingga sulit diurai oleh mikroorganisme. Kantong plastik akan terurai ratusan hingga ribuan tahun kemudian.


Memicu perubahan iklim -Dari proses produksi, konsumsi, hingga pembuangannya menghasilkan emisi karbon yang tinggi sehingga berkontribusi terhadap perubahan iklim karena kondisi bumi semakin memanas.

Analisis Berita
"INDONESIA DARURAT SAMPAH"
artikel kompas.com pada rabu, 27 januari 2016
                  Dari definisi diatas kita bisa simpulkan problematika yang dihadapi karena kantong plastik, akhir – akhir ini pembicaraan atau pemberitaan tentang sampah plastik sudah terangkat oleh media. Pada artikel kompas.com pada rabu, 27 januari 2016, mecuplikan berita tentang “INDONESIA DARURAT SAMPAH”. Artikel tersebut menyebutkan dampak dari sampah plastik dan beberapa riset tentang banyak nya sampah plastik yang ada dan juga menuliskan opini penulis tentang kesadaran warga terhadap kantong plastik.
                  Pada artikel tersebut tertulis Sampah konsumsi warga perkotaan itu ternyata banyak yang tidak mudah terurai, terutama plastik. Semakin menumpuknya sampah plastik menimbulkan pencemaran serius. Kondisi ini disadari sebagian masyarakat dengan menumbuhkan upaya pengurangan sampah plastik. Kantong plastik baru dapat mulai terurai paling tidak selama lebih dari 20 tahun di dalam tanah. Jika kantong plastik itu berada di air, akan lebih sulit lagi terurai. Kutipan ini menyimpulkan bahwa bahaya sampah plastik yang tidak mudah terurai akan menjadi masalah yang besar di kemudian hari.
                  Tulisan lainnya adalah hasil riset dari berbagai organisasi yaitu ; Riset Greeneration, organisasi nonpemerintah yang 10 tahun mengikuti isu sampah, satu orang di Indonesia rata-rata menghasilkan 700 kantong plastik per tahun. Di alam, kantong plastik yang tak terurai menjadi ancaman kehidupan dan ekosistem.
Di ibu kota Aceh ini, sampah yang dihasilkan per harinya mencapai 200 ton. Karena itu, Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa'aduddin Djamal mengaku bersyukur pemerintah pusat bisa memberikan bantuan alat pengelolaan sampah.
Dari hasil riset tersebut memperkuat data pembuktian atas masalah yang diakibatkan oleh sampah plastik yang dihasilkan dari limbah masyarakat atau warga yang tidak mudah terurai. Permasalahan tersebut memberikan efek kesadaran untuk pengolahan dan pembatasan konsumsi kantong plastik yang juga ditulis dalam artikel tersebut.
Hasil jajak pendapat Kompas menunjukkan tiga dari lima responden mengakui perlunya membawa kantong belanja sendiri untuk mengurangi limbah plastik. Beberapa warga bahkan sudah membawa kantong belanja sendiri saat berbelanja ke mal.
Dirunut ke belakang, perilaku mengelola sampah plastik cenderung dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya. Semakin tinggi pendidikan, semakin banyak yang menyetujui kebiasaan ini.
Separuh lebih responden berpendidikan tinggi setuju dengan kebiasaan ini, sedangkan responden berpendidikan menengah di angka sekitar 40 persen.

Hal itu berbeda dengan warga berpendidikan rendah (SLTP ke bawah). Responden berpendidikan dasar yang setuju dengan kebiasaan ini persentasenya tidak mencapai 10 persen.
Kesadaran mengurangi plastik pun terlihat dari sisi usia. Responden berusia muda, yaitu di bawah 35 tahun, cenderung lebih sadar lingkungan.
Hal itu seperti dituturkan oleh Gigih (20), seorang mahasiswa di Bandung. Dia menyadari kalau kantong plastik merupakan limbah yang harus dikurangi dan dapat mencemari lingkungan.
Dari survei pada artikel di atas perilaku mengelola sampah plastik cenderung dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan kelompok usia, semakin tinggi pedidikan semakin banyak yang menyutujui kebiasaan ini.

PLASTIK BERBAYAR”
Artikel kompas.com pada rabu 27 januari 2016
                  Pemberitaan berlanjut pada kebijakan pemerintah untuk menstabilkan penggunaan kantong plastik seperti yang di unggah di artikel kompas.com pada rabu 27 januari 2016, yang menjelaskan tentang “plastik berbayar” itu merupakan respons atas menggunungnya sampah dari material sulit terurai tersebut.
Pada artikel di atas pemerintah memberikan uji coba untuk masyarakat menggunakan “plastik berbayar” yang digelar di 22 kota di Indonesia, sampai 5 Juni 2016. Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kompas menggelar survei untuk memotret pemahaman masyarakat atas tantangan ini.
                  Dari hasil uji coba tersebut kondisi ini menimbulkan jumlah dampak kesadaran bagi masyarakat untuk lebih mengurangi penggunaan kantong plastik. Karena sesuai dengan riset setiap orang di Indonesia rata-rata menggunakan dan menghasilkan sampah hingga 700 kantong plastik per tahun.
Kebijakan “plastik berbayar” dikenakan tambahan ongkos Rp 500 per kantong plastik belanjaan. Dari nominal itu, Rp 200 akan dibayarkan kembali bila pelanggan belakangan membawa kembali kantong itu kepada peritel, dan Rp 300 digunakan peritel untuk kegiatan lingkungan,tetapi pemerintah daerah membuat usulan untuk tambahan biaya sebesar Rp 500 s/d Rp 5000 sesuai dengan daerahnya.

“DAMPAK NEGATIF PADA KAMPANYE DIET PLASTIK”
Artikel dnaberita.com pada kamis 28 Januari 2016
               Dampak dari terbentuknya kampanye “diet plastik”  menyebabkan dampak negatif terhadap petani karet di Indonesia menjadi menjerit. Karena harga getah karet sejak dua tahun terakhir terus anjlok. Di tingkat petani, harga karet terus mengalami penurunan, dari Rp 15 ribu menjadi Rp 10 ribu per kilogram. Dan sudah setahun ini anjlok lagi dikisaran Rp 5 ribu hingga Rp 4 ribu per kilogram. Jelas karet adalah salah satu komoditi penghasil devisa negara, sekaligus jadi lapangan kerja bagi penduduk Indonesia, namun sepertinya Pemerintah hanya fokus ke devisa negara sementara petani diabaikan.